HUBUNGAN K.H. MASTHURO DENGAN MURID
HUBUNGAN K.H. MASTHURO DENGAN MURID
Dalam pendidikan, hubungan pendidik dengan ana didik haruslah terjalin hubungan mencerminkan kasih sayang. Guru harus dapat bertindak seperti seorang Ibu yang melahirkan anaknya. Guru adalah pengganti orangtua murid. Walau demikian, prinsip-prinsip pendidikan dan pengajaran yang lain tetap harus ditegakkan, jangan terkalahkan oleh prinsip kasih sayang.
Prinsip-prinsip itu, dalam praktek pendidikan dan mengajar, diterapkan oleh K.H. Masthuro. Kedekatan murid dengan guru merupakan ciri yang melekat pada hubungan ini. Tetapi kedekatan ini, tidak melupakan murid bahwa K.H. Masthuro adalah gurunya dan ulama yang harus dihormati. Hubungan murid dengan guru dibatasi oleh rasa hormat yang tinggi. Ini bukan K.H. Masthuro yang mengharuskannya, tetapi perbuatan K.H. Masthuro-lah yang membuat murid-muridnya menghormatinya.
Dalam memperbaiki kesalahan prilaku yang dIbuat oleh murid, K.H. Masthuro menerapkan sikap yang tegas. Kesalahan sekecil apapun akan diperbaikinya. Siapapun yang salah, bahkan anaknya sekalipun, akan ditegurnya dengan teguran yang kadang terdengar keras.
Dalam masalah berpakaian misalnya, sekalipun pada masa itu tingkat ekonomi rakyat masih sangat rendah, prinsip kerapian dan kebersihan tetap ditegakkan K.H. Masthuro. Setiap murid harus berpakaian rapi dan bersih. Bila memakai sarung, maka sarungnya harus dililit dengan sabu. Semua diawasinya dengan ketat, sehingga tak ada satu pun yang memakai sarung tanpa memakai sabuk. Suatu kebiasaan yang tak pernah ditemukan pada saat itu, di manapun.
Share HUBUNGAN K.H. MASTHURO DENGAN MURID via