Konsep Pendidikan dalam Pandangan Mama KH. Masthuro
KONSEP PENDIDIKAN DALAM PANDANGAN KH. MASTHURO
1. Dasar dan Tujuan Pendidikan
Dasar pendidikan yang dijadikan pijakan oleh K.H. Masthuro adalah marifat kepada Allah Subhanahu Wataala. Karena bagaimanapun banyaknya ilmu yang diperolehnya dan bagaimanapun pandainya seseorang serta bagaimanapun cerdiknya seseorang, tidak akan berguna tanpa dibarengi oleh marifat kepada Allah.
Marifat kepada Allah merupakan modal utama dalam beribadah kepada Allah. Tak akan terjadi ibadah dalam arti yang sebenarnya, ikhlas tanpa dibarengi dengan marifat kepada Allah.
K.H. Masthuro dalam pengawasan kepada para santrinya lebih tertuju pada segi-segi peribadatan. Seperti dalam pelaksanaan shalat, K.H. Masthuro melaksanakan pengawasan yang ektra ketat. Selain ia terjun lansung secara pribadi mengawasi kegiatan shalat dan hal-hal yang berhubungan dengan shalat (seperti masuk masjid sebelum waktu, berwudlu sebelum waktu, mendahulukan kaki kanan apabila masuk ke masjid). K.H. Masthuro juga mengangkat pengawas pembantu yang diangkat dari santri secara bergiliran secara kelompok yang disebut dengan patrol.
Karena nilai shalat itulah, K.H. Masthuro menyusun buku Manquulat Muhimmah fil Kaifiyah al-Shalat yang berisikan tukilan-tukilan tentang shalat dari berbagai kitab Fiqh. Buku ini selain sebagai bahan rujukan, juga dijadikan mata pelajaran tersendiri seperti Tauhid, Fiqh, Qowaid Arabiyah dan sebagainya. Bahkan alokasi waktu yang diberikan untuk pelajaran shalat ini sama dengan pelajaran-pelajaran yang lain.
Praktek beribadah kepada Allah bisa diwujudkan bukan hanya dalam shalat saja, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang yang berbuat untuk kepentingan orang lain dan kepentingan masyarakat juga dapat dikategorikan sebagai perwujudan dari ibadah.
Hal tersebut di atas difahami betul K.H. Masthuro. Karena itu, dalam proses pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada santri dimaksudkan agar santri memiliki sifat pejuang yang mau membaktikan diri kepada orang lain demi kepentingan orang lain. Berbakti kepada orang lain adalah merupakan bukti bahwa orang itu berguna bagi orang lain. Karena itu, santri hasil binaan K.H. Masthuro banyak bergerak dalam lapangan sosial, terutama sosial keagamaan. Profesi yang umum ditekuni mereka adalah guru ngaji, imam shalat, atau pimpinan madrasah dan organisasi sosial keagamaan.
Dengan demikian tujuan sementara dari pendidikan yang dilaksanakan K.H. Masthuro adalah agar anak bisa melaksanakan kewajiban kepada dirinya sendiri dan melaksanakan kewajiban dirinya sendiri melalui ilmu yang dimilikinya. Sarana untuk memiliki kemampuan melaksanakan kewajiban itu adalah pembinaan santri dalam berbagai aspek kepribadiannya : koginitif (aqliyan), afektif (ruhiyan), dan prikomotorik (badaniyah).
Rumusan tujuan pendidikan yaShare Konsep Pendidikan dalam Pandangan Mama KH. Masthuro via